Author: Michan
Genre: Horror
Cast: Al member Girls’ Generation (SNSD)
Rating: 12+
Genre: Horror
Cast: Al member Girls’ Generation (SNSD)
Rating: 12+
Mereka menelusuri jalan itu, dan
akhirnya menemukan jalan raya yang lebih besar seperti yang dikatakan wanita
tadi. Mereka mengikuti jalan besar itu terus seperti yang dikatakan wanita itu.
Ternyata perjalanannya cukup jauh. Sekarang sudah pukul dua siang. Para member
mulai merasa lapar dan mengajak mampir ke restoran yang ada di dekat situ untuk
makan siang. “Oppa, bisakah kita berhenti dulu untuk makan siang di restoran
itu? Kami lapar” keluh Taeyeon sambil menunjuk sebuah restoran makanan khas
inggris di pinggir jalan. “Iya Oppa!
Kami lapar” susul Yoona. Dan akhirnya seketika mobil itu rebut dengan para member
yang kelaparan. “Baik, baik” kata si manajer sambil membelokan mobil tersebut
ke restoran inggris yang tadi ditunjuk oleh Taeyeon. Para member pun memasuki
restoran besar tersebut. Sementara itu manajer mereka memarkirkan mobil, lalu
menyusul masuk kedalam restoran. Mereka pun memesan makanan dan minuman yang
mereka inginkan, lalu menghabiskannya. Setelah itu mereka segera melanjutkan
perjalanan. Rumah merah yang ditumbuhi banyak tanaman seperti yang dikatakan
wanita itu belum juga terlihat. Padahal sudah sekitar setengah jam dari
restoran. Dan akhirnya setelah lama berkendara mereka melihat rumah besar
berwarna merah. Rumah itu bergaya tropis dengan halaman luas yang ditumbuhi
berbagai tanaman. Lalu mereka pun belok kiri seperti yang dikatakan wanita itu.
Setelah lima belas menit, mereka pun menemukan belokan. Lamu mereka belok
kanan. Tetapi setelah satu jam mereka belum juga menemukan bangunan bergaya
klasik yang berwarna dominan putih yaitu butik Sung Yong-Hwa. Sekarang sudah
pukul lima sore waktu Inggris. Dan di Inggris itu berarti saatnya waktu minum
teh. Para member mengajak manajer mereka mampir ke salah satu kedai minum teh
didekat situ. Mereka ingin mencoba tradisi minum teh di waktu sore tersebut.
Tentu saja mereka mempertimbangkannya matang-matang sebelum memutuskan untuk
minum teh, karena mereka belum menemukan butik itu. Mobil mereka sudah
terparkir di sebuah kedai teh. Mereka lalu masuk kedalam untuk menikmati
secangkir teh dan sepiring kue. Dan akhirnya mereka selesai. Mereka pun
melanjutkan perjalanan kembali.
Akhirnya tepat pukul tujuh malam
mereka menemukan butik bergaya klasik itu. Disitu jelas tertulis ‘Yong-Hwa’s
Fashion Solution’ itulah nama butik tersebut. Butik itu Nampak tak terurus.
Mereka segera membawa barang-barang mereka keluar dari mobil. Hyoyeon
memasukkan kunci dengan ukiran Y ke lubang kunci butik itu, lalu memutarnya.
Kreeeek….. Pintu butik itu terbuka dengan deritan panjang. Didalam gelap gulita
karena tak ada penerangan. Apalagi hari sudah malam. Taeyeon segera
mengeluarkan senternya. Member yang lain juga mengeluarkan senter mereka. “Oh
tidak. Senterku tertinggal! Pdahal sudah aku letakkan didekat tasku” sesal
Seohyun. “Yaampun, sudahlah tak apa. Kan kami membawa senter. Tapi lain kali
kau harus lebih hati-hati Seororo” kata Jessica. Mereka mencabut kunci dari
luar lalu mereka memberanikan diri masuk kedalam butik itu. Namun tiba-tiba
Brakk… Pintu butik itu terbanting keras. Para member kaget bukan kepalang.
Jessica mencoba membuka pintu butik itu kembali. Tapi sayang butik intu
terkunci. Yoona memutar-mutar handel pintu berkali-kali tapi tak bisa juga
dibuka. “Yaampun, padahal hanya terbanting. Tetapi kenapa sampai terkunci?”
keluh Yoona lemas karena tak berhasil membuka pintu itu. “Tunggu, sepertinya
ada kejanggalan ketika pintu itu terbanting” ujar Yuri. “Apa kejanggalan itu?”
tanya Hyoyeon. “Apakah kalian tidak menyadari bahwa ketika pintu ini terbanting
tak ada angin atau apapun sama sekali. Dan anehnya lagi pintu ini terbanting
sangat keras. Belum lagi terkuncinya pintu ini. Aneh sekali kan?” jelas Yuri. “Ya,
kau benar juga Yul” kata Sunny setuju. Member yang lainnya juga menyadari
kejanggalan itu. “Aku rasa ini ulah hantu licik itu” kata Taeyeon jengkel. “Ya,
itu sudah pasti!” Jessica menyusul kejengkelan Taeyeon. “Tapi mau bagaimana
lagi, kita sudah terjebak disini” kata Tiffany pasrah. “Baiklah, sepertinya mau
tak mau kita harus…” belum sempat Hyoyeon menyelesaikan kata-kata nya Handphone
Taeyeon berbunyi. Teyeon mengangkatnya. Ternyata yang menelepon adalah Oppa
Kibum, manajer mereka.
“Halo Oppa kami terjebak!” “Tenanglah Tae, Aku akan berusaha membuka pintu dari luar” “Baiklah, jangan tutup Teleponnya” “Ya” Itulah percakapan mereka di telepon.
Taeyeon menceritakan percakapannya di telepon pada member-member lainnya. Tak lama kemudian Brak… Brak… Brak… Oppa Kibum berusaha membuka pintu butik itu dengan paksaan. Tapi pintu tua itu tak kunjung terbuka. Tiba-tiba Handphone Taeyeon berbunyi kembali. Tae mengangkatnya lagi.
“Halo, Tae pintu ini tak bias dibuka” “Yaampun” “Yasudah, kalian menginap disitu saja” “Kau gila Oppa?!” “Tidak Tae, keadaan ini darurat, sekarang sudah malam, tak enak jika kita berteriak-teriak minta bantuan” “Tapi kami belum makan malam Oppa” “Akan Aku belikan makan malam, tenanglah disana, jangan kemana-mana” “Oppaaaa” “jangan panik Taeng, aku akan segera kembali” “ba… baiklah”
Percakapan mereka selesai.
“Oppa Kibum menyuruh kita untuk menunggu disini sampai makan malam datang, dan menginap disini” jelas Taeyeon setelah menutup telepon. “Apa?!” Member lainnya kecuali Hyoyeon tersentak kaget. “Ya, tadi aku juga ingin bilang begitu, tetapi terpotong suara HP Taeng” kata Hyoyeon. “Kalau begitu kita harus menelusuri ruangan-ruangan di butik ini terlebih dahulu. Setidaknya kita harus menemukan tiga kamar yang bisa dipakai untuk bermalam” kata Tiffany. “Baiklah” seru member lainnya setuju.
“Halo Oppa kami terjebak!” “Tenanglah Tae, Aku akan berusaha membuka pintu dari luar” “Baiklah, jangan tutup Teleponnya” “Ya” Itulah percakapan mereka di telepon.
Taeyeon menceritakan percakapannya di telepon pada member-member lainnya. Tak lama kemudian Brak… Brak… Brak… Oppa Kibum berusaha membuka pintu butik itu dengan paksaan. Tapi pintu tua itu tak kunjung terbuka. Tiba-tiba Handphone Taeyeon berbunyi kembali. Tae mengangkatnya lagi.
“Halo, Tae pintu ini tak bias dibuka” “Yaampun” “Yasudah, kalian menginap disitu saja” “Kau gila Oppa?!” “Tidak Tae, keadaan ini darurat, sekarang sudah malam, tak enak jika kita berteriak-teriak minta bantuan” “Tapi kami belum makan malam Oppa” “Akan Aku belikan makan malam, tenanglah disana, jangan kemana-mana” “Oppaaaa” “jangan panik Taeng, aku akan segera kembali” “ba… baiklah”
Percakapan mereka selesai.
“Oppa Kibum menyuruh kita untuk menunggu disini sampai makan malam datang, dan menginap disini” jelas Taeyeon setelah menutup telepon. “Apa?!” Member lainnya kecuali Hyoyeon tersentak kaget. “Ya, tadi aku juga ingin bilang begitu, tetapi terpotong suara HP Taeng” kata Hyoyeon. “Kalau begitu kita harus menelusuri ruangan-ruangan di butik ini terlebih dahulu. Setidaknya kita harus menemukan tiga kamar yang bisa dipakai untuk bermalam” kata Tiffany. “Baiklah” seru member lainnya setuju.
Taeyeon mulai menyorotkan senternya. “Hey,
lihatlah! Itu ada sebuah tangga disana. Ayo kita naik, siapa tahu kita akan
menemukan kamar disana” ujar Taeyeon. “Tapi kita harus berpencar. Bagaimana
kalau Taeyeon, Seohyun, Yuri, Tiffany,
dan Yoona mengecek lantai atas. Dan Aku, Jessica, Hyoyeon, dan Sunny mengecek
lantai bawah?” kata Sooyoung menjelaskan rencananya. “Ide bagus Eonni!” Taeyeon
setuju. Mereka pun berpencar. Tim lantai atas menemukan sebuah ruangan yang
pintunya tertutup rapat dan dipenuhi sarang laba-laba. “Ruang apa ya ini?” kata
Yoona bingung. “Entahlah, ayo coba kita dobrak” ajak Taeyeon. “Baiklah, satu…
dua… tiga…” Braakk… Brakk… Brakk… Akhirnya pintu itu terbuka. Ternyata itu
adalah ruangan untuk menjahit baju, tetapi ada tiga buah tempat tidur yang
ditutupi kain putih di ruangan itu “Pasti ini ruangan untuk pekerjanya menjahit
baju-baju yang sudah didesainnya” duga Tiffany. “Aku rasa kau benar! Pasti
tempat ini juga untuk pekerja itu beristirahat jika sedang lembur” sambung
Yuri. “Dan beruntung disini ada tiga tempat tidur. Berarti kita sudah menemukan
satu kamar” kata Taeyeon senang. Sedangkan tim lantai bawah juga sudah
menemukan sebuah ruangan. Tetapi ruangan itu tidak terkunci. Sooyoung mendorong
pintu berdebu ruangan itu. Kreeekk….. Pintu tersebut berderit karena sudah
lama. Didalamnya ada sofa-sofa panjang yang ditutupi dengan kain putih serta
perapian. Mereka semua memeriksa ruangan
tersebut. “Sepertinya ruangan ini bisa kita gunakan untuk tidur malam ini.
Bukankah sofa-sofanya panjang dan bersih karena tertutup kain putih” kata
Jessica. “Tetapi hanya ada dua sofa disini” kata Sunny. “Tenanglah kita bisa mencari
ruangan yang lainnya” ujar Hyoyeon. Mereka pun mencari ruangan yang lainnya.
Kembali ke tim lantai atas. Mereka lagi-lagi menemukan sebuah ruangan. Ruangan
itu tetapi tak berpintu. Ketika mereka memasuki ruangan itu yang mereka temui
justru bercak darah yang cukup lebar di lantai dan dinding ruangan itu. “Hiii…
ruangan apalagi ini?!” Sehyun bergidik ngeri. “Aku rasa ruangan ini adalah
tempat Sung Yong-Hwa dibunuh” tebak Taeyeon. “Hey, tapi disini ada tempat tidur
yang lebar bahkan meja rias dan lemari” ujar Tiffany. “Jadi, apakah kita akan
tidur disini?” Tanya Seohyun. “Sepertinya mau tak mau kita harus tidur disini.
Karena sekarang sudah pukul setengah Sembilan jadi kita tidak mau kan jika
harus berkeliling lagi mencari kamar? Lagipula bercak darahnya jauh dari tempat
tidur” kata Taeyeon. “Aku sih setuju saja. Lagipula kamar ini cukup besar dan
terdapat karpet jadi bisaditiduri cukup banyak orang” kata Yuri setuju. “Aku
juga setuju. Seohyun, Tiffany bagaimana? Kalian setuju?” kata Yoona. “Baiklah
kami setuju” jawab mereka serentak.
To Be Continued…..
0 comments:
Post a Comment